Jumat, 02 Maret 2012

RAHASIA PELAKSANAAN IBADAH HAJI

Ibadah haji adalah merupakan sebuah kewajiban yang terletak pada urutan terakhir dari rukun islam, kenapa ditempatkan pada urutan terakhir? Hal ini disebabkan karena pelaksanaan ibadah haji adalah merupakan kewajiban yang paling berat diantara sekian banyak kewajiban yang diwajibkan oleh Allah terhadap kita ummat Islam.

Oleh sebab itu tidak semua ummat Islam dikenakan kewajiban melaksanaan ibadah haji. Hanya mereka orang-orang yang betul-betul mempunyai kemampuan yang diwajibkan untuk melaksanakannya, baik itu kemampuan dari segi materi maupun dari segi kemampuan fisik (kesehatan).

Kemampuan dari segi materi dan fisik (sehat jasmani dan rohani) adalah merupakan syarat mutlak wajibnya seseorang melaksanakan ibadah haji, dalam artian bahwa jika seseorang mampu dari segi materi dan sehat jasmani dan rohaninya maka orang tersebut telah terbebani kewajiban untuk melaksanakan ibadah haji.

Dalam melaksanakan Ibadah Haji kita harus mampu menggapai haji yang mabrur, karena itulah tujuan pelaksanaan haji yang ingin dicapai, Rasulullah Saw bersabda :

“Tidak ada balasan bagi yang mencapai Haji mabrur selain balasan berupa Syurga”

Namun kenyataanya, banyak saudara-saudara kita yang telah melaksanakan ibadah haji namun tidak mendapatkan haji yang mabrur. Kenapa terjadi demikian? Hal ini disebabkan oleh karena dua faktor utama :

1. Niat yang salah
Banyak ummat islam yang menunaikan ibadah haji bukan karena tuntutan kewajiban tetapi karena adanya maksud-maksud tertentu. Ada yang melaksanakan ibadah haji karena ingin mendapatkan gelar haji dan ada pula yang melaksanakan ibadah haji karena sekedar ingin jalan-jalan atau piknik ke Mekah.Inilah salah satu contoh niat yang dapat menghambat seseorang bisa mencapai haji yang mabrur.

2. Tidak adanya pengetahuan yang maksimal tentang ibadah haji itu sendiri.
Perlu kita sadari bahwa dalam pelaksanaan ibadah haji, disamping kemampuan dari segi materi dan kemampuan dari segi fisik kita juga dituntut untuk memiliki keampuan dibidang ilmu pengetahuan tentang pelaksanaan haji itu sendiri, sebab pada hakekatnya segala ibadah apapun yang kita lakukan tanpa adanya pengetahuan tentang ibadah tersebut maka ibadah yang kita lakukan itu bisa dipastikan tidak akan mencapai kesempurnaan bahkan tidak sah, sehingga sia-sialah ibadah yang kita laksanakan itu.

Oleh sebab itu perlu kita benar-banar harus meluruskan/memperbaiki niat dan membekali diri dengan pengetahuan semaksimal mungkin tentang pelaksanaan ibadah haji ini, sebab alangkah ruginya, harta, tenaga dan waktu telah kita korbankan demi pelaksanaan haji sementara kita tidak bisa meraih haji yang sebenarnya, yaitu haji yang mabrur.

Ada dua pengetahuan penting yang perlu kita tuntut untuk bisa meraih haji yang mabrur yaitu ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan syariat pelaksanaan haji (manasik haji) seperti do’a-doa, dzikir-dzikir, rukun haji, wajib haji, sunnat-sunnat haji dll, dan ilmu pengetahuan yang bekaitan dengan hakikat pelaksanaan haji seperti I’tikad-I’tikad / niat-niat disetiap Rangkaian kegiatan ibadah haji, bahkan sejak berangkat dari rumah hingga sampai ke tanah suci mekah mulai dari mandi ihram, mengganti pakaian dgn pakaian ihram, masuk mesjidil haram, melihat ka’bah, niat ihram di Miqat, wuquf di Arafah, mabit dan memungut batu di Muzdalifah, melontar 3 jumroh dan bermalam di Mina, Thawaf di Baitullah, sa’i antara Sofa dan Marwa,mencium hajaratul aswad, tahallul dll, semua kegiatan ini sarat dengan rahasia-rahasia atau nilai filosofis di balik perbuatan-perbuatan tersebut yang tentunya dalam pelaksanaannya ada I’tikad (niat) yang harus ditanamkan dalam hati sesuai hakekat yang sbenarnya.

Sebagai bahan renungan kami sedikit ingin memberikan gambaran bahwa Sebagian besar rangkaian dalam pelaksanaan ibadah haji itu adalah gambaran-gambaran perjalanan menuju akhirat, perjalanan pelaksanaan Haji pada hakekatnya adalah perjalanan belajar untuk mati karena Tanah suci Makkatul mukarromah dan Madinatul Musyarrofah itu adalah klisenya akhirat. Maka disaat kita berangkat dari rumah hendaknya kita berniat atau beri’tikad dalam hati bahwa kita meninggalkan dunia menuju akhirat. Dikendaraan hendaknya memperbanyak taubat yang sebenarnya, dan dii’tiqadkan sebagai orang yang telah berada dalam mudharah/dalam adangan.jadi hendaknya banyak bersabar dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya. Sampai di Mekkah hendaknya kita berniat/beri’tikad telah sampai di akhirat bukan di tanah arab.
Lebih jelasnya silahkan klik di sini

Itulah sedikit gambaran yang kami uraikan tentang hakekat haji yang perlu kita fahami secara mendalam agar kita bisa meraih haji yang mabrur.

Berkata seorang ulama besar bernama Junaidil Bagdadi:

‘barang siapa naik haji dan ia tidak tahu rahasia/hakikat haji maka tidaklah diterima/sempurna hajinya,walaupun ia naik haji berkali-kali”

Bagi Saudara-saudara yang ingin memahami secara lengkap pengetahuan tentang Rahasia-rahasia/Hakekat-hakekat haji ini silahkan kirim alamat email ke email kami di bawah ini, atau download di sini



Email :
putrababana@yahoo.com
ilmuhikmah77@yahoo.com
ilmu.hikmah13@gmail.com

Senin, 07 Juni 2010

GAMBARAN RAHASIA PELAKSANAAN IBADAH HAJI

Berkata seorang ulama besar bernama Junaidil Bagdadi:
‘barang siapa naik haji dan ia tidak tahu rahasia/hakikat haji maka tidaklah diterima/sempurna hajinya,walaupun ia naik haji berkali-kali.

Adapun rahasia haji antara lain adalah :
Berangkat dari negerinya hendaknya dii’tiqadkan meninggalkan dunia, bukan meninggalkan Mamuju umpamanya.

Dikendaraan hendaknya memperbanyak taubat yang sebenarnya, dan dii’tiqadkan sebagai orang yang telah berada dalam mudharah/dalam adangan.jadi hendaknya banyak bersabar dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya.

Tiba di Jeddah bertiqad sudah tiba di akhirat (bukan tiba di tanah arab )

Berihram lebih dahulu mandi ihram dengan niat sebagai mandi jenazah dan setelah mengganti pakaian lipatlah pakaian bekas dengan niat telah melipat dosa-dosa, lalu memakai pakaian ihram dengan niat telah memakai pakaian mati/kain kafan,karena naik Makkah berhaji itu adalah latihan mati dan Makkah itu adalah klisenya akhirat.

Shalat dua rakaat shalah ihram dengan niat “aku sengaja shalat ihram dua rakaatsunnah karena Allah” disamping diniatkan pula bahwa engkau telah dishalati shalat jenazah.

Niat ihram ini adalah niat wajib:”wahai Tuhanku saya telah datang menunaikan panggilanmu berumrah dan berhaji “dan yakinlah diterima hajimu.
Setelah melihat makkah dan masuk kekota mau menuju makkah naik kendaraan niatkanlah telah naik keusungan untuk dipikul kekubur, setelah mobil berjalan menuju makkah diperbanyak membaca talbiah
(labbaikallaahumma labbaik, labbaika laa syarikala labbaik innal hamda wanni’matalaka walmulku laa syarika lak) ini orang ramai-ramai teriak membacanya maka kita ikut saja.

Setelah melihat makkah dan masuk kekota itu kita berniat “inilah negerimu yaa Tuhan yang ama, amankanlah saya dan haramkanlah kulit saya, daging saya untuk neraka “.
Masuk ke mesjidil haram: hendaknya melalui babus salam setelah masuk kepintu itu masuklah dengan memberi salam kepada Nabi Adam AS sebabnya kubur Adam sebenarnya adalah dibawah Baitullah.

Masuk mesjid: setelah engkau melihat ka’bah berhentilah sebentar dan jangan ada gerak dibadan, mata jangan gerak, tatap terus Baitullah itu dengan niat dalam hati “ ..............................................” maka engkau akn didatangi sebuah kenikmatan yang tak dapat dilukiskan lagi dengan kata-kata itulah rahasia haji yang besar
Tawwaf/mengitari Baitullah 7x pada sebelumnya usahakan dahulu mencium hajaratul aswad dengan ......................., sebab hajaratul aswad itu kibklatnya mencium ............, dan juga berniat mencium bekas yang dicium Rasulullah Nabi kita.
Tawwaf pada putaran pertama diniatkan untuk melepasi dosa ............., putaran kedua untuk melepasi dosa .................,pada putaran ketiga untuk melepasi dosa .................,pada putaran yang keempat unutk melepasi dosa ..............,pada putaran kelima untuk melepasi dosa ................., pada putaran keenam untuk melepasi dosa dosa ................, pada putaran ketejuh untuk melepasi dosa di .................., jadi setiap putaran kita berniat seperti diatas.

Pergi sa’i antara shofa dan marwa :mula-mula berdiri diatas bukut shafa menghadap ka’bah mengankat kedua tangan dengan berdo’a:”maafanlah segaa dosa-dosa saya dan segala kejahatan-kejahatan saya telah saya buang semua”.
Mulai sa’i dengan niat berjalan diatas ……………………………………..

Pergi meminum air Zam-Zam dengan niat ……………………………….
Tahallul:menggunting rambut sekurang-kurangnya tiga lembar dengan niat jadikanlah segala bulu-bulu saya menolak dari api neraka.

Pergi ke arafah setelah mau kearafah tentu ihram lagi sebagai mana biasa tadi hanya niatnya sudah memasuki haji besar:aku sengaja berhaji ya Tuhan.
Menuju ke arafah berniat …………………………., sebab makkah itu adalah klisenya akhirat.

Sampai di arafah ambil tuju buah batu lalu ditanamkan ditempatnya dengan niat ………………….., setiap engkau tanam batu itu engkau baca lagi ……………., jadi tujuh batu tujuh kali juga baca …………. Sedapat mungkin selama di Arafah dapat membaca S.Al-Ikhlash ( ﺩﺣﺃﷲﺍﻭﻫﻝﻘ ) sampai akhir 10.000x dengan niat menebus diri dari api neraka.

Di Muzdalifah hendaknya berbaring sebentar menghadap ka’bah dengan niat ………………….dan disinilah tempat memungut batu kerikil 70 untuk dilemparkan sebentar di Mina.

Tiba di Mina berdo’a dengan ikrar telah membuang segala sifat-sifat yang tidak baik dan tidak lagi akan membawa ke negerinya.

Melontar jumrah berniat melontar iblis syaithan penggoda, setiap melontar baca: (bismillaah Allaahu akbar rajman lisy syayaathiin)

Setiap lepas batu jangan sekali-kali diikuti mata,namun hendaklah dipalingkan muka karena jangan sampai batu kita tidak diambil oleh malaikat untuk di angkat ke Baitul Ma’mur sebab setiap haji yang diterima itu diangkat malaikat batunya ke Baitul Ma’mu, yang tinggal batunya itu adalah batunya haji yang tidak mabrur atau tidak diterima.

Pamitan di Baitullah: hendaklah di usahakan mencium Hajaratul aswad ciuman penghabisan dengan cara: “……………………. ke Hajaratul Aswad dengan niat : “…………………………………………………………………………
(innalladzii farada ‘alaikal qur’aana laraadduka ilaa ma’aad)”
kalau sudah dapat dilakukan demikian insya Allah walau kita mati di negeri kita jenazah tubuh kita akan dibawa Malaikat ke Makkah berkubur.

Ke Madinah : masuk madinah dengan niat : “inilah negerimu yang aman ya Tuhan maka amankanlah aku dan haramkanlah kulitku dan dagingku untuk dimakan api neraka.
Masuk mesjid terus shalat tahiyyatul mesjid dahulu, usahakan dekat di Raudah, setelah shalat pergi ke makam Nabi, dan setelah dekat engkau berhentilah sejenak, memandang ke kuburan Rasulullah seakan-akan engkau berhadapan dengan Rasulullah sebab Rasulullah telah bersabda: “barang siapa yang menziarahiku setelah matiku maka sama saja ia menziarahiku diwaktu hidupku”. Lalu memberi salam kepada Rasuulullah :
Assalaamu ‘alaikum ya Rasuulullah
Assalaamu ‘alaikum ya habiiballah
Assalaamu ‘alaikum ya safwatallah

Di Makkah dan di Madinah hendaknya dapat diusahakan melaksanakan shalat 40 rakaat dan di mana-mana memperbanyak do’a :
(rabbanaa aatinaa fid dun-ya hasanah wafil akhirati hasanah waqinaa ‘adzaabannaar)
bila telah hendak meninggalkan Madinah hendaklah pula ziarah pamitan di kuburan Rasuulullah, sama saja pada pertamanya kita berziarah tadi hanya ditambah dengan do’a: “ya Tuhan selamatkan Aku pulang pergi sampai ke negeriku dan janganlah kali ini saja saya diberikan berziarah pada kuburan Nabi kami ini.

Bila telah tiba di negeri usahakan dahulu jangan terus ke rumahnya tapi usahakan dahulu shalat tiba di mesjid yang terdekat di rumah anda.

catatan :
Kami mohon maaf karena Rahasia Haji ini tidak kami memuat secara sempurnah, titik-titik yang ada di dalamnya disitulah rahasia sebenarnya. Jika ingin tau secara sempurnah silahkan hubungi saya di email putrababa@yahoo.com, atau download e-book nya di sini